Elegi Samirah Ayam Kapung Kondang
Oke Sudrajat
Kecantikan Samirah sebagai pendatang baru di kampung Kondang telah menyebar dari mulut kemulut dan menjadi topik khusus pembicaraan bagi para ayam jantan dikampung itu. Samirah didatangkan oleh majikannya setelah dibeli mahal oleh juragan ayam dari kampung kondang bernama Samsuri. Keindahan bulu-bulu pada tubuh Samirah telah menggoda Samsuri juragan ayam itu, untuk memiliki Samirah salah satu ayam seksi dari kampung Kemoceng. kampung Kemoceng memang gudangnya ayam-ayam cantik dan seksi, salah satunya adalah Samirah juara lomba kontes ratu ayam tercantik dan terseksi di kampung Kemoceng.
Setelah ditaruh dikandang yang terbuat dari rotan pilihan oleh Samsuri juragan ayam, kandang samirah sering mendapat kunjungan dari para ayam jantan yang menaruh hati padanya. Para ayam jantan itu sering membawakan Samirah dedek sampai sisa nasi goreng dari remehan majikan mereka saat makan nasi goreng dirumah mereka. Samirah menerima hadiah para ayam jantan itu dengan senang, karena dengan begitu ia banyak pilihan untuk makan dan memanjakan bulu-bulunya. Karena dengan makanan bawaan dari para ayam jantan tersebut, konon bulu-bulu ditubuh Samirah makin mempesona, bagai mengeluarkan sinar yang menakjubkan.
Samirah telah mencuri perhatian, ia juga membuat iri para ayam betina di kampung Kondang. Kampung Kondang sendiri sebenarnya mempunyai beberapa ayam betina yang cantik dan seksi. Salah satunya adalah Mihrasa, ayam betina kampung kondang yang cantik dan seksi. Mihrasa juga merupakan salah satu koleksi juragan Samsuri. Sebelum kedatangan Samirah, Mihrasalah yang menjadi primadona. Tetapi setelah Samirah datang ia mendapat competitor yang hebat. Samirah selain cantik dan seksi juga sangat centil dan menggoda. Sehingga membuat para ayam jantan yang bertemu dengannya menjadi semaput.
Dari para ayam jantan yang silih berganti mengunjungi kandang Samirah, terdapat salah satu yang mencuri hati Samirah. Ayam jantan itu adalah Rahmasi, ayam jantan yang atletis dan cukup tampan di kampung Kondang. Sebenarnya Samirah mempunyai banyak pilihan ayam jantan yang tampan-tampan untuk dijadikan gebetannya, diantaranya selain Rahmasi adalah Sahmari jenderalnya ayam kampung negeri Kondang. Tapi Sahmari terlalu angkuh, ia merasa sudah yang paling hebat dikampung kondang itu. Sahmari juga merupakan Don Juan nya kampung kondang, dia dikenal ‘Playboychiken’. Sudah banyak korban para ayam betina dari rayuan Sahmari. Sebenarnya Samirah hampir kepincut oleh kegagahan Sahmari sang jenderal para ayam kampung kondang, tetapi kerencahan hati dan ketulusan Rahmasi telah meluluhkan hati Samirah untuk memilihnya.
“Hai Samirah, namaku Rahmasi, bolehkah aku mengajakmu kencan di warung lumpur. Makanannya enak-enak lho,” begitu Rahmasi memperkenalkan diri pada Samirah suatu ketika. Samirah tersenyum. Diantara ayam jantan yang berkunjung ke kandangnya rahmasilah yang berani menegur dengan memperkenalkan diri. Rahmasi begitu berani dan polos. Tidak pengecut seperti ayam jantan kebanyakan, yang hanya berani mengantarkan makanan pada Samirah lalu setelah itu berkukuriuk dengan keras tanpa berkata apapun. Samirah tidak suka cara seperti itu. Baginya perkenalan harus dimulai dengan percakapan.
“Nantilah kujadawalkan, aku akan minta ijin pada Samsuri untuk dapat keluar kandang,” kata Samirah menggoda. Hati Rahmasi senang bukan kepalang dengan jawaban Samirah. Ia tidak menyangka Samirah memberi lampu hijau baginya untuk pedekate. Sementara Mihrasa yang mempunyai kandang tidak jauh dari tempat Samirah hanya bisa melirik iri. Jauh dilubuk hatinya yang paling dalam ia juga menaruh hati pada Rahmasi. Mihrasa memang tidak seperti Samirah yang centil dan menggairahakan. Mihrasa ayam betina yang pemalu, tidak bisa menggoda seperti Samirah.
Samirah akhirnya mendapat ijin, dengan alasan boring di kandang setiap hari, ia mendapat dispensasi seminggu oleh Samsuri untuk keluar kandang selama seminggu. Alasan samirah selain boring, ia ingin memanjakan tubuhnya dengan berjemur di bawah sinar matahari. Samsuri setuju dengan alasan samirah. Sinar matahari menurut para tetangganya dapat memperindah bulu-bulu ayam. Dengan indahnya bulu samirah, maka otomatis harganya akan melambung tinggi bila ada yang berminat lagi pada SamiraSamsuri memang kolektor ayam langka selain sebagai saudagar ayam yang terkenal di kampung Kondang. Ayamnya telah banyak memenuhi supermarket di kota getuk Lindri. Ayamnya telah terbukti oleh dewan ayam nasional, sebagai ayam sehat dan merupakan produk unggulan bagi kota Getuk Lindri.
Setelah diizinkan keluar oleh Samsuri. Samirahpun ngedate dengan Rahmasi di warung lumpur. Di warung lumpur milik Samsuri juga, mereka memadu kasih. Mereka saling mereguk air lumpur yang berisi dedek dan pur selama tujuh hari tujuh malam. Mereka akhirnya saling jatuh cinta dan memutuskan untuk kawin. Perkawinan mereka ternyata disetujui oleh Samsuri. Karena Rahmasi merupakan produk unggulan yang ada di kampung Kondang miliknya tersebut. Samsuri beranggapan dengan perkawinan ini, ia berharap Samirah dan Rahmasi dapat menghasilkan telur-telur dan ayam-ayam cantik dan tampan. Samirah sebagai ayam terseksi di jagad ayam berpasangan dengan Rahmasi ayam jantan yang atletis dan tampan, tentunya akan menghasilkan telur yang baik pula. Begitulah anggapan dari Samsuri. Naluri bisnisnya sudah merasuki jiwanya, sehingga ia memberikan restu atas perkawinan Samirah dan Rahmasi.
Perkawinan Samirah dan Rahmasi menjadi buah bibir di kampung Kondang. Mereka benar-benar menjadi pasangan yang serasi dan sensasional. Yang satu cantik dengan bulu yang indah akibat cloning ayam kalkun dengan ayam bekisar, asal orang tua dari Samirah. Sementara Rahmasi merupakan ayam jantan yang gagah dan tampan hasil perpaduan antara ayam hutan dan ayam negeri milik Pemda kota Getuk Lindri. Samirah dan Rahmasi bagaikan WAG’s nya kampung kondang. Ternyata Wag’s itu tidak hanya dimilliki dalam dunia sepakbola saja, tetapi dalam dunia per-ayaman ada juga istilah Wag’s bagi pasangan yang dianggap selebriti di kampung Kondang.
Dalam resepsi yang di adakan oleh Samsuri di warung lumpur miliknya, banyak berdatangan para tamu dari berbagai kampung. Acara meriah, dengan diramaikan dengan band nya kampung kondang yaitu band ‘bekicot’ yang mendaur ulang lagu yang sudah cukup lama terkenal yaitu ‘Potong Bebek Angsa’ karangan Ibu Sud. Penampilan Band bekicot cukup membuat para tamu undangan bergoyang dan menikmati suasana resepsi perkawinan ayam tersebut. Lagu Potong Bebek Angsa yang dulu bernuansa melankolis sekarang di aransemen ulang dengan gaya Alternatif, dengan raungan gitar ceker ayam yang begitu melengking, dengan teknik melodi gitaris handal band bekicot Solmido.
Selain band bekicot yang meramaikan acara resepsi perkawinan Samirah dan Rahmasi, acara juga diramaikan dengan adu kokok bagi para ayam jantan. Untuk yang terbagus akan mendapatkan hadiah dari Samsuri sekarung dedeg dan pur pilihan yang didatangkan dari negeri jiran, Malingsia. Yang memenangkan pertandingan adu kokok adalah Sahmari salah satu Jenderal para ayam di kampung Kondang. Kokoknya begitu membahana, menyelimuti hampir seluruh kampung Kondang. Semua dibuat terpesona oleh kokok dari Sahmari. Bahkan Samirahpun sampai tertidur mendengar indahnya lengkingan indah kokok Sahmari. Acara resepsi perkawinan Samirah dan Rahmasi ditutup dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh Samsuri. Doa sapu jagad dikumandangkan, meminta kepada yang maha kuasa agar perkawinan antara Samirah dan Rahmasi berjalan langeng sampai tua, dan menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah, diberkahi oleh yang maha kuasa yang ditutup oleh koor amin dari para ayam.
“Aku sungguh bangga mendapatkanmu Samirah, mengawinimu bagai mimpi yang menjadi kenyataan. Aku bagai terbang dibulan, tidak ada kata yang bisa diungkapkan dengan kata-kata dengan memilikimu wahai ayam betinaku,” kata Rahmasi setelah acara resepsi perkawinan selesai. Mereka ditempatkan di kandang Samirah yang telah dihias dengan berbagai dekor rumput jerami dan alang-alang pilihan yang menimbulkan bau yang sangat mengundang selera bagi yang mencium wanginya.
“Aku juga bangga mendapatkanmu akang, sudah lama aku menaruh hati padamu. Kalau memang sudah jodoh tidak akan lari kemana. Kau adalah impianku, kau adalah pejantanku yang tangguh, begitulah kata Sheila on 7, kau juga merupakan inspirasiku, kau adalah tipe ayam jantan pilihanku. Ibarat rumah manusia, kau adalah rumah tipe 80 dengan bangunan minimalis. Kau arjunaku, rahmasi,” merekapun akhirnya bercinta diantara rerumputan dan alang-alang pilihan. Wangi yang ditimbulkan oleh rerumputan dan alang-alang pilihan telah membuat mereka hanyut dalam kidung cinta. Sementara dikandang lain yang tidak jauh dari areal itu, ada Mihrasa yang sedih. Hatinya bagai teriris sembilu, hatinya hancur melihat Rahmasi dan Samirah berbulan madu didekat kandangnya. Pujaan hatinya telah kawin dengan Samirah, kemudian Mihrasa hanya bisa termangu dalam kesendirian, lagu “Pujaah Hati’ Kangen band pun mengalun pelan menemani hati Mihrasa yang hancur berkeping-keping.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan. Pasangan Rahmasi dan Samirah menjalani kisah kasih diantara mereka yang terajut dalam untaian perkawinan yang telah terjalin. Mereka memadu kasih kadang di warung lumpur, kadang di semak belukar, kadang di pematang sawah, kadang dihalaman tetangga Samsuri sang majikan. Akhirnya kadang merekapun diusir oleh tetangga Samsuri karena bercinta di kandang ayam milik mereka, walaupun sebenarnya telah mendapat izin dari ayam peleiharaan para tetangga Samsuri. Tapi hak sepenuh kandang tersebut adalah kewenangan majikan mereka. Samirah memang telah dimabuk kepayang oleh cinta. Dimanapun dan kapanpun mereka tak perduli lagi. Kisah-kasih antara ayam ini telah membuat iri para pasangan dunia ayam lainnya.
Hal tersebut juga membuat iri Sahmari seekor ayam jantan, yang merupakan Jenderal para ayam di kampung Kondang. Ia merasa iri dengan kisah-kasih antara Samirah dan Rahmasi. Ia begitu tersobsesi pada kecantikan dan kemolekan bulu-bulu Samirah. Rasa ego langsung menyelimuti hati Sahmari. Ia tidak relah kalau antara Samirah dan Rahmasi berlenggak-lenggok mempertotonkan kemesraan mereka dihadapannya. Sahmari begitu tergoda untuk memiliki Samirah.
“Samirah sangat cantik, aku ingin sekali memilikinya,” kata Sahmari suatu saat, kala sedang duduk santai di warung lumpur milik Samsuri. Ia ditemani para ajudannya, yang berpangkat kapten dan sersan.
“Tapi Samirah sudah kawin dengan Rahmasi bos, apa gak ada wanita lain yang lebih cantik dari Samirah?” Tanya sang kapten pada Sahmari.
“Tidak ada, Samirah adalah ayam tercantik di kampung kodang ini. Bahkan kecantikannya tidak ada yang menandingi. Kecantikannya sampai ke negeri jiran Malingsia. Aku ingin memilikinya, bagaimanapun caranya.” Kapten dan sersan ajudannya hanya menggelengkan kepala mereka. kacau kalau sudah ada maunya Sahmari ini. Segala cara pasti ditempuh untuk mendapatkannya. Padahal isterinya Pasturi juga tak kalah cantik dari Samirah.
Begitulah kata pribahasa, rumput tetangga memang lebih indah dari rumput rumah sendiri. Pepatah lama itu bagai menegaskan keinginan sang jenderal untuk memiliki Samirah. Sahmari pun mulai melancarkan serangan-serangan berbahaya, guna menggoda Samirah. Pada awalnya Samirah tidak tertarik pada sang Jenderal Sahmari. Tapi karena godaannya datang bertubi-tubi akhirnya Samirah pun mulai tergoda. Badai asmara melanda Samirah. Kegagahan sang jenderal telah menggoda hatinya. Ia begitu terpesona dengan kegagahan sang jenderal kampung kondang. Kokokannya telah memabukan hatinya. Telah membutakan, kalau ia telah kawin dengan Rahmasi.
Mereka akhirnya berselingkuh. Mereka akhirnya main hati seperti lagu Andra and The Backbone. Samirah dilanda Puber kedua. Begitu juga sang jenderal. Dibelakang Rahmasi, Samirah diam-diam memadu asmara dengan Sahmari. Begitu halus perselingkuhan itu, sampai-sampai Rahmasi tidak menyadari kalau telah dikadali oleh Samirah. Hati samirah telah mendua. Dalam hatinya yang paling dalam ia memang masih mencintai Rahmasi. Tetapi kegagahan Sahmari sebagai sang Jenderal kampung Kondang telah membutakan mata hatinya.
Akibat peselingkuhan itu Samirah akhirnya bunting. Rahmasi hanya mengetahui kalau itu adalah hasil buah cintanya dengan samirah. Ia tidak mengetahui kalau Samirah Bunting karena hasil perselingkuhannya dengan Sahmari. Samsuri pun gembira, sebagai majikan ia sangat bangga karena dalam pikirannya sebentar lagi akan lahir titisan dari Samirah dan Rahmasi, yang pastinya akan lahir seorang ayam pilihan. Ia mengadakan sukuran besar-besaran atas kebuntingan Samirah. Semua tidak mengetahui kalau samirah telah berselingkuh dengan Sahmari. Semua tidak menyadari kalau telah terjadi perjinahan antara Samirah dan Sahmari. Kabar buntingnya Samirah telah menjadi Headline berita di tipi-tipi nasional. Mulai dari SCTV, RCTI sampai CNN memberitakan tentang buntingnya Samirah. Surat kabar lokal pun juga tak kalah sigap memberitakan kabar sensasional ini.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan. Setelah bunting selama Sembilan bulan, Samirah pun akhirnya bertelur. Ditangan dokter Gienakologi ayam ternama bernama Boyke Ayam, Samirahpun bertelur. Alhamdulilah Samirah tidak perlu Cesar. Samsuri sebagai majikan tadinya takut Samirah Cecar, karena akhirnya dia tidak memerlukan biaya tinggi untuk Samirah bila Cesar, tapi berkat keahliah dokter Boyke Ayam, samirah pun lahir normal. Tapi Samirah hanya bertelur satu butir. Merupakah suatu hal yang Aneh! Biasanya ayam bertelur berbutir-butir. Apalagi proses buntingnya sampai Sembilan bulan layaknya manusia. Karena lamanya kebutingan itu, Samirah sampai di USG oleh dokter Boyke Ayam. Kebayang gak sih, kalau alat-alat kedokteran di tempat dokter gienakologi nya Boyke Ayam sampai penuh dengan bulu indahnya ayam betina Samirah.
Sebutir telur milik Samirah itu begitu langka. Ia berbentuk bulat, tidak lonjong seperti telur-telur lain umumnya. Keanehan telur Samirah itu membuat Samsuri sampai melakukan uji layak telur di gedung DPA (Dewan Perwakilan Ayam). Para wakil-wakila ayam di gedung tersebut juga dibuat takjub. Telur ayam bulat milik Samirah menjadi isu nasional. Samsuri begitu gembira dengan keadaan telur bulat ini. Ia merawat telur Samirah itu dengan hati-hati, karena ia tahu harga telur bulat milik Samirah akan laku dengan harga tinggi. Telur bulat milik Samirah begitu menggemparkan. Sampai kepelosok-pelosok negeri ini. Bahkan sampai ke negeri jiran, malingsia. Tawaran untuk memiliki telur bulat itu banyak datang. Para juragan ayam banyak yang mengajukan proposal transfer pada Samsuri untuk telur bulat itu. Tapi Samsuri begeming. Ia tetap mempertahankan telur bulat itu. Ia berniat untuk memeliharanya sendiri. Samsuri beranggapan pasti anak ayam yang menetaspun akan istimewa melebihi telur bulat tersebut.
Tetapi akhirnya Samsuri tak dapat menahan tawaran transfer yang datang dari kapung terigu. Sang juragan yang juga masih kerabatnya itu menawarkan penawaran yang menggiurkan. Ia akan memberikan sekarung emas batangan plus anak perawan milik pembantunya yang cantik. Dasar mata keranjang, melihat kecantikan anak dari pembantu kerabatnya itu jelas menggoda matanya. Akhirnya ia menyerahkan telur langka milik Samirah untuk dimiliki plus Sahmari jenderal ayam kampungnya. Sebenarnya keinginan kerabatnya untuk memiliki telur itu adalah hasil rayuan Sahmari. Sahmari menginginkan telur itu yang sebenarnya adalah keturunannya. Samirah yang mendengar kabar ini sungguh kecewa dengan sikap Sahmari. Ia tidak menyangka telur miliknya akan dibawa kabur oleh selingkkuhannya sendiri. Samirah patah hati. Lebih patah hati lagi ternyata Rahmasi mengetahui hubungan gelap tersebut. Dan Rahmasipun akhirnya menceraikannya dan kawin dengan Mihrasa, ayam cantik sederhana milik Samsuri. Samirah jelas-jelas patah hati, ia dikecewakan oleh dua ayam jantan yang telah memiliki hatinya. Karena kekecewaan tersebut akhirnya samirah minta dijual oleh Samsuri. Samirah minta dijual pada musim transfer ke 2 pada bulan Januari. Samsuri yang merasa bersalah akhirnya tidak dapat mencegah keinginan Samirah untuk dijual. Samirah akhirnya dijual pada H. Zulkifli asal negeri jiran Malingsia. Samirah pergi meninggalkan luka. Samirah pergi meninggalkan Cintanya. Samirah pergi karena kebodohannya yang telah berselingkuh dengan Sahmari.
Tak lama telur ayam bulat milik Samirah menetas. Dan munculah anak ayam Samirah yang tampan dan gagah. Kabar menetasnya telur Samirah telah membuat para produser film berlomba-lomba untuk membuat filemnya. Maka lahirlah filem ‘Chiken Run” yang menjadi box office di dunia perfileman para ayam. Samirah pun melihat rilis dari pemutaran filem tersebut di negeri seberang Malingsia dengan hati gembira. Anak ayamnya yang bernama Chiko Jeroan menjadi bintang utamanya. Kekangenan terhadap anak ayamnyapun terbalas dengan menonton filem tersebut. Air mata haru meneter diantara bulu-bulu keriputnya di wajah Samirah.
***
Cerpen ini di muat di buku Antologi Cerpen "KOLASE 2"
Silahkan membaca